Alumni Info: Cumlaude 101 with Kak Khalisha Aprilia

Alumni Info: Cumlaude 101 with Kak Khalisha Aprilia

Halo, kak Ica! Bagaimana kabarnya setelah menyelesaikan pendidikan pre-kliniknya? Sekarang lagi
sibuk apa, Kak?
Halo! Alhamdulillah, sejauh ini baik dan sehat ya. Sekarang rutinitasnya seperti biasanya seorang co-ass,
sih, kalau tidak melihat pasien ya begitu deh, pasti sibuk belajar

O, begitu… Wah, sudah sibuk ya, Kak! Denger-denger kakak cumlaude nih kak, Bagaimana
perasaannya, Kak?
Okaii, jadi cumlaude itu kan merupakan suatu title yang diberikan kepada kita kan, pastinya dong
merasa senang dan bangga. Siapa sih yang tidak mau mendapatkan cumlaude? Itu seperti kebanggan
pribadi gitu sih, dimana kita yang selama ini terus-menerus belajar di pre-klinik, lalu ujian tiap bulan atau
bisa setiap 2 minggu, belum lagi harus ada OSCE dan sebagainya yang harus kita hadapi.
Terlebih dengan mendapatkan title ini pastinya orang tua juga pasti akan merasa bangga, yang pasti sih
nya sangat senang dan bangga.

Wah, pasti nya senang banget ya! Berikutnya, saya izin bertanya beberapa hal mengenai cumlaude ya
kak, apakah kakak bersedia?
Iyaa, boleh-boleh. Silahkan.

Baik, Kak! Sebenarnya kak, cumlaude itu apa ya?
Jadi, cumlaude itukan seperti yang aku bilang sebelumnya, merupakan satu title yang diberikan kepada
kita jika kita memenuhi persyaratannya. Nah, jadi untuk cumlaude itu sendiri ada beberapa poin-poin
yang harus dipenuhi dan mungkin setiap kampus pasti berbeda-beda kriteria nya. Namun, untuk di USU
sendiri kriteria nya itu ada akumulasi dari IPK kita, yang harus diatas 3,5. Yang kedua itu, kita dituntut
untuk aktif baik di akademik dan non-akademik. Jadi, kita diharapkan selain belajar kita juga harus aktif
seperti mengikuti lomba-lomba. Untuk lombanya itu boleh akademik dan non-akademik, jadi kita
dibebaskan untuk memilih sehingga kampus bisa menilai kita disamping perkuliahan rutin.

Oh, iya begitu ya, Kak! Artinya kita harus dituntut untuk selalu stabil ya Kak! Kalau dari kakak sendiri
apakah sudah menargetkan dari awal untuk mendapatkan hasil cumlaude ini?
Aku rasa pasti semua orang punya keinginannya cumlaude ya! Tetapi kita tidak tahu di semester berapa
kita akan down dan sebagainya. Nah, kalau dari awal pasti aku ingin banget dan per semester itu aku
nge-set pikiran aku ‘oke minimal aku harus dapat IP segini’ dan jikalau pun tidak tercapai jangan sampai
jauh dari baseline yang sudah dibuat.
Kalau untuk stabil, sebenarnya itu tergantung sih! Karena tidak di semua blok aku suka, ada beberapa
blok yang hanya lewat saja tetapi tidak terlalu menarik untuk aku. Tetapi selama satu semester itu kita
pasti melewati banyak blok dan mempelajari banyak sistem kan! Jadi, jikalau aku merasa kurang paham

dan kurang suka dalam satu blok ini pasti aku akan nge-push di blok lainnya. Sehingga itu bisa
menyeimbangi dengan blok yang aku kurang paham dengan blok yang aku tertarik dan mudah untuk
dipahami.

Wah, tapi seperti yang kita ketahui jadwal mahasiswa kedokteran sangat padat, sibuk dan
melelahkan, Kak. Lalu bagaimana cara kakak bisa mendapatkan nilai cumlaude?
Mungkin, ini lebih ke cara bagaimana aku belajar yaa! Kalau aku merupakan orang yang bisa belajar
dimana aja tetapi aku tidak bisa belajar di saat aku tertekan. Ketika badmood aku tidak akan belajar, aku
akan melakukan hal yang bisa mengembalikan mood aku. Karena ketika saat badmood dipaksakan untuk
belajar, maka hal itu hanya akan lewat dan tidak ada yang diingat.
Hal yang aku terapkan selama di pre-klinik adalah mengetahui terlebih dahulu blok apa yang akan
dipelajari, lalu secara random aku mencari artikel-artikel yang berhubungan dengan blok tersebut.
Dimulai dari hal yang sederhana saja, seperti fakta-fakta, mitos, dan sebagainya. Meskipun hanya sedikit
pasti akan ada hal yang diingat, sehingga ketika sudah memasuki blok tersebut akan lebih nyambung
dan mudah dimengerti. Jadi, ketika saat mempelajari nya akan ada hal yang nge-triggered kita untuk
mengingat artikel yang sudah kita baca sebelumnya, dibandingkan dengan pada saat dosen baru
menjelaskan tetapi kita belum tahu sama sekali dan menjadi bingung sehingga akan berujung malas.
Hal lain yang biasa aku lakukan adalah mengajari yang lain. Aku suka menilai jika aku sudah bisa
mengajari orang lain artinya aku sudah paham. Seperti yang kita ketahui kan, di FK ini rumit ya, ada
patofisiologi, diagnosis, tatalaksana dan lain sebagainya. Jika aku sudah bisa menjelaskan secara
sederhana dan orang lain paham, aku menarik kesimpulan bahwa aku sudah paham akan topik ini. Aku
juga berprinsip kita tidak harus mengetahui seluruhnya secara detail, tetapi untuk hal yang umum kita
wajib tahu. Namun, untuk hal lainnya kita hanya cukup tau garis besarnya saja.

Wah, artinya kita harus paham terhadap diri sendiri dulu ya, Kak! Seperti yang kita ketahui cara
belajar setiap orang pasti berbeda-beda, Kak. Ada yang secara auditori, visual, dan lain sebagainya.
Kalau kakak sendiri biasanya lebih suka yang mana nih, Kak?
Kalau diantara yang tadi, aku lebih suka ke visual dan auditori. Sebenarnya, melihat gambar lebih enak.
Jadi, setelah mempelajarinya kita bisa membuat mind mapping sendiri sehingga menjadi lebih simple
dan mudah kita pahami. Dan auditori itu biasanya aku pakai ketika aku sudah capek banget dan sudah
terkapar di kasur. Jadi, aku akan play youtube dan di biarkan saja, aku yakin pasti akan ada yang diingat
meskipun tidak semuanya, pasti ada saja.

Bener banget, Kak! Artinya lebih enak jika kita gabungkan dalam pengaplikasian nya ya, Kak! Tapi kak,
apakah kakak pernah berada di titik jenuh, capai, dan bahkan malas untuk belajar, Kak?
Yaa, pasti pernah dong! Tidak mungkin tidak pernah. Serajin apapun orang, sesuka apapun dengan
pelajaran dan seingin apapun dia menjadi dokter pasti mengalami fase jenuh. Seperti yang kita ketahui,
jadwal kita itu sangat padat karena tiba-tiba sudah ujian, praktikum, dan OSCE. Tetapi karena ini

merupakan kewajiban jadi kita mau tidak mau harus menjalani nya kan! Aku jalani sebaik mungkin dari
apa yang aku bisa!
Kalau jenuh nya, dampaknya pasti aku lebih sensitif dan gampang kesal dengan orang lain. Alhamdulillah
nya orang-orang di sekitar aku paham akan hal itu. Nah, jadi kalau jenuh itu merupakan hal yang wajar
sehingga kita tidak perlu merasa bersalah! Kalau jenuh dipaksa juga susah karena setiap orang juga
punya ambang batasnya kan!
Wah, keren banget, Kak! Berpaling ke cara belajar nih, Kak! Menurut kakak, apa saja tips and trick
belajar yang bisa dipakai ketika menghadapi ujian blok?
Kalau untuk ujian, seperti yang sebelumnya aku itu tidak perlu semua harus tahu! Contohnya, seperti
kita biasanya dibagikan slide power point yang berisi tentang anatomi, fisiologi, dan lain sebagainya.
Jadi, biasanya aku akan membaginya kedalam beberapa poin. Hal yang aku kurang suka akan aku baca di
akhir-akhir. Untuk hal yang aku suka akan aku baca di awal-awal terlebih dahulu.
Kalau aku sendiri, tidak memakai sistem SKS. Kenapa? Karena itu capek! Dan aku juga tidak
menyarankan. Sebisa mungkin sudah dibaca dan dicicil di hari sebelumnya. Sehingga ketika masih
memiliki waktu luang aku masih bisa membaca hal yang aku kurang suka tadi.
Baik kak! Sebagai penutup, apakah ada pesan yang ingin disampaikan kepada teman-teman yang
memiliki keinginan untuk mendapatkan hasil cumlaude kedepannya, Kak?
Jadi, yang pertama cumlaude pasti merupakan harapan semua orang. Pesan aku ‘Apapun kegiatan
kalian, disini kalian tujuannya adalah menjadi dokter sehingga mau tidak mau harus melalui akademik’
sehingga akademik tetap menjadi nomor satu. Yang kedua, yaitu menormalisasikan rasa jenuh dalam
belajar karena rasa jenuh dalam belajar itu merupakan hal yang normal. Jangan merasa bersalah karena
jenuh! Kenali lah diri kita sendiri terlebih dahulu. Yang ketiga, jangan pernah takut untuk salah dan takut
untuk bertanya. Semua orang di sekitar kita bisa menjadi teman kita untuk bertukar pikiran. Tetap lah
untuk waras yang artinya kita tahu batasan diri kita dan cari hal yang lain ketika kita sudah capek, dan
jangan lupa, enjoy the process!

Khalisha Aprilia
● Treasurer CIMSA USU 2021/2022
● Fundraising Director CIMSA Nasional 2022/2023