SOBER: Observer SCOME Berbagi – Perayaan Hari Dokter Nasional 2020

SOBER: Observer SCOME Berbagi – Perayaan Hari Dokter Nasional 2020

  • Post Category:SCOME

HALLO CALON DOKTER INDONESIA!!

Dalam rangka merayakan Hari Dokter Nasional 2020, pada tanggal 31 Oktober 2020 member-member dari Observer SCOME-CIMSA USU bersama-sama menyusun daftar-daftar dari penyakit dengan Tingkat Kemampuan 4 di dalam SKDI 2019. Observer SCOME-CIMSA USU berharap  dengan adanya list ini, para dokter dan calon dokter dapat mengingat dan kembali mempelajari bahwa ini adalah pernyakit-penyakit yang harus dikuasai sepenuhnya. Tidak ada lagi SKDI 2012, mulailah untuk mengenali SKDI 2019.

SKDI (Standar Kompetensi Dokter Indonesia) adalah standar minimum kompetensi lulusan dokter. SKDI pertama kali disetujui oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai referensi untuk pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). SKDI telah direvisi sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun 2012 dan 2019.  Pada tahun 2017, mulai disusun revisi SNPPDI dan SKDI 2012 menjadi SNPPDI 2019 yang terdiri dari SPPDI dan SKDI yang disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Kedokteran. 

Di dalam SKDI terdapat daftar penyakit dan tingkat kemampuan yang haru dicapai lulusan dokter. Daftar penyakit adalah kemungkinan penyakit yang dijumpai di Indonesia sesuai dengan daftar masalah. Daftar penyakit ini disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan bagi institusi pendidikan dokter agar dokter yang dihasilkan memiliki kompetensi yang memadai untuk membuat diagnosis yang tepat, memberi penanganan awal atau tuntas, dan melakukan rujukan secara tepat dalam rangka penatalaksanaan pasien. Tingkat kompetensi setiap penyakit merupakan kemampuan yang harus dicapai pada akhir pendidikan dokter.

Tingkat kemampuan yang harus dicapai:

  1. Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan.

Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

  1. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

  1. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk

3A. Bukan gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang dan memberikan usulan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya dalam konteks penilaian kemampuan.

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/ atau kecacatan pada pasien dalam konteks penilaian mahasiswa. Lulusan dokter mampu menentukan usulan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.

  1. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas.

DAFTAR PENYAKIT DENGAN KEMAMPUAN TINGKAT 4 DI SKDI 2019

SISTEM SARAF

Gangguan Neurologik Pediatrik

  1. Kejang demam, kejang demam atau penyakit step adalah kejang pada anak yang dipicu oleh demam, bukan kelainan di otak. 

Infeksi

  1. HIV AIDS tanpa komplikasi,  HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. 

Sakit Kepala

  1. Tension headache, nyeri ringan sampai sedang sering digambarkan sebagai perasaan seperti lilitan ketat di sekitar kepala.
  2. Migren, sakit kepala migrain dapat menyebabkan sakit yang berdenyut di satu wilayah tertentu yang intensitasnya dapat bervariasi. 

Lesi Saraf Kranial dan Batang Otak

  1. Bells’ palsy, kelemahan yang terjadi pada salah satu sisi otot wajah yang sifatnya sementara

Gangguan Sistem Vestibular

  1. Vertigo, sensasi berputar di dalam atau di luar kepala yang tiba-tiba

Epilepsi dan Kejang lainnya

  1. Epilepsi rujuk balik, gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang tidak normal. 

PSIKIATRI

Psikotik (Skizofrenia, Gangguan Wahan Menetap, Psikotik Akut, dan Skizoafektif)

  1. Gangguan psikotik akut dan sementara, penyakit psikiatri yang ditandai dengan onset tiba-tiba dari 1 atau lebih gejala berikut ini: delusi, halusinasi, postur dan perilaku yang bizarre, serta bicara yang kacau.
  2. Skizofrenia tanpa penyulit, gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, dan juga menunjukan perubahan sikap
  3. Skizofrenia dengan penyulit (EPS), kondisi yang terjadi akibat gangguan pada sistem ekstrapiramidal di otak.

Gangguan Afektif

  1. Gangguan depresi ringan-sedang, depresi ringan-sedang tidak berlangsung terlalu lama dan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari

Gangguan Neurotik, Gangguan berhubungan dengan Stres, dan Gangguan Somatoform

  1. Gangguan penyesuaian, masalah kejiwaan saat seseorang merasakan stres yang tak biasanya dalam menghadapi masalah dan beban hidup

Gawat Darurat Psikiatri

  1. Gaduh gelisah non-organik (psikosis, gangguan mood, cemas, reaksi stres akut, gangguan disosiatif, RM) 

Emergensi karena Efek Samping Obat

  1. Distonia akut dan parkinsonisme, efek samping utama antipsikotik yang diperantarai oleh blokade pengiriman sinyal ke reseptor D2 di sirkuit dopaminergic nigrostriatal dan tuberoinfundibular

SISTEM INDRA

Kelainan Refraksi

  1. Miopia ringan, rabun Jauh antara 1-3 dioptri
  2. Hipermetropia ringan, rabun dekat
  3. Astigmatisme ringan, gangguan penglihatan yang disebabkan oleh cacat pada lengkungan lensa/ kornea (silinder)
  4. Presbiopia, rabun senja

Kelopak Mata

  1. Blefaritis, radang kelopak mata 
  2. Hordeolum, benjolan merah menyakitkan di dekat tepi kelopak mata yang mungkin terlihat seperti bisul atau jerawat
  3. Trikiasis, kelainan pertumbuhan bulu mata dimana bulu mata tumbuh ke dalam menuju bola mata

Konjungtiva

  1. Benda asing di konjungtiva 
  2. Perdarahan subkonjungtiva
  3. Kongjungtivitis, peradangan atau infeksi pada membran luar bola mata dan kelopak mata bagian dalam.
  4. Mata kering

Sklera

  1. Episkleritis, peradangan yang terjadi di antara jaringan sklera dan konjungtiva pada mata

SISTEM RESPIRASI

  1. Influenza, infeksi virus yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru
  2. Pertusis, biasa dikenal dengan nama batuk rejan (whooping cough) bisa dikenali dengan rentetan batuk keras yang terjadi secara terus-menerus

Laring dan Faring

  1. Faringitis akut, radang tenggorokan, yang ditandai dengan tenggorokan terasa nyeri, gatal, dan sulit menelan
  2. Tonsilitis akut, infeksi tonsil (amandel) yang pada umumnya disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri dan virus)
  3. Laringitis akut, peradangan yang terjadi pada laring, yaitu bagian dari saluran pernapasan di mana pita suara berada

Paru

  1. Asma bronkial/asma akut, inflamasi saluran napas yang menyebabkan hipereaktifitas bronkus, sehingga menyebabkan berulang berupa mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk terutama ,malam atau dini hari
  2. Bronkhitis akut, peradangan pada saluran napas (bronkus) yang bersifat akut atau terjadi secara tiba-tiba
  3. Bronkiolitis akut, infeksi saluran napas yang menyebabkan terjadinya radang dan penyumbatan di dalam bronkiolus atau saluran pernapasan kecil di dalam paru-paru
  4. Pneumonia, brokopneumonia, infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru, yang dapat berisi cairan
  5. Pneumonia komunitas, pneumonia yang didapat di masyarakat. (komunitas) karena mudah ditularkan melalui udara
  6. TB Paru tanpa komplikasi, penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis)
  7. TB laten (latent tuberculosis infection), keadaan dimana kelangsungan hidup bakteri tersebut berlangsungan, kontrol immunisasi bakteri tersebut tiada eviden berkenaan aktif TB
  8. Rujuk balik MDR TB, MDR TB adalah TBC resistan tbat terhadap minimal 2 (dua) obat anti TBC yang paling poten secara bersama sama atau disertai resisten terhadap obat anti TBC lini pertama lainnya 
  9. Pneumotoraks, kondisi kondisi paru-paru yang kolaps (mengempis) akibat udara yang menekan paru-paru karena berbagai sebab, seperti cedera
  10. Gawat nafas (respiratory distress), ditandai adanya kesukaran bernafas, (pernafasan cuping hidung, grunting, tipe pernapasan dispnea / takipnea, retraksi dada
  11. Fraktur costa, terputusnya kontinuitas/jaringan tulang rawan akibat cedera langsung

SISTEM KARDIOVASKULAR

Gangguan Aorta-Arteri

  1. Hipertensi esensial, peningkatan tekanan darah yang penyebabnya tidak diketahui secara pasti
  2. Rujuk balik hipertensi sekunder, hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyakit tertentu

SISTEM GASTROINTESTINAL, HEPATOBILIER, DAN PANKREAS

Mulut

  1. Kandidiasis mulut, infeksi lokal pada mukosa mulut akibat infeksi Candida albicans
  2. Ulkus mulut (aptosa, herpes), kerusakan jaringan epitel pada rongga mulut
  3. Parotitis, gondong/ infeksi pada kelenjar parotis, kelenjar air ludah di bawah dan depan telinga

Dinding, Rongga Abdomen, dan Hernia

  1. Infeksi pada umbilicus, infeksi akut pada tali pusat pada neonates

Lambung, Duodenum, Jejunum, Ileum

  1. Gastritis, peradangan, iritasi, atau pengikisan pada dinding lambung
  2. Gastroenteritis, BAB dengan frekuensi yang tidak normal (meningkat) dan konsistensi tinja lebih lembek atau cair
  3. Refluks gastro-esofagus, asam lambung/empedu mengiritasi lapisan dalam saluran makanan
  4. Demam tifoid, infeksi akut saluran cerna yang disebabkan oleh Salmonella typhi
  5. Intoleransi makanan, masalah pencernaan yang terjadi setelah makan makanan tertentu
  6. Alergi makanan, gangguan kesehatan yang timbul akibat respon imun spesifik terhadap makanan
  7. Keracunan makanan, gejala yang muncul setelah memakan makanan yang mengandung racun

Infestasi Cacing dan lainnya

  1. Penyakit cacing tambang, infeksi cacing tambang (Necator americanus , Ancylostoma duodenale) pada jaringan intestinal
  2.  Strongiloidiasis, infeksi nematoda Strongyloides stercoralis
  3. Askariasis, infeksi Ascaris lumbricoides
  4. Taeniasis, infeksi cacing pita 
  5. Trichuriasis, infeksi cacing cambuk ( Trichuris trichiura)
  6. Oxyuriasis, infeksi cacing kremi (Oxyuriasis vermicularis , Enterobius vermicularis)

Hepar

  1. Hepatitis A, peradangan organ hati akibat virus hepatitis A
  2. Rujuk balik hepatitis B 
  3. Rujuk balik hepatitis C 

Kolon

  1. Disentri basiler, amuba
  2. Hemoroid grade 1-2, perdarahan pleksus hemoroidalis / pembuluh vena di daerah anus

SISTEM GINJAL DAN SALURAN KEMIH

  1. Infeksi saluran kemih, infeksi oleh patogen yang terjadi pada saluran kemih
  2. Pielonefritis tanpa komplikasi, infeksi oleh patogen yang terjadi pada level ginjal

Alat Kelamin Pria

  1. Fimosis, defek pada elastisitas preputium
  2. Gonore, infeksi pada genital yang diakibatkan oleh N. gonorrhoeae
  3. Chancroid, infeksi genital yang ditandai dengan borok dengan dasar kotor, nekrotik, mudah berdarah dan sangat nyeri
  4. Uretritis non-gonore tanpa komplikasi, paling sering diakibatkan oleh C. trachomatis
  5. Uretritis gonore tanpa komplikasi, infeksi urethra yang diakibatkan oleh N. gonorrhoeae

SISTEM REPRODUKSI

Infeksi

  1. Sindrom discharge genital, gangguan produksi duh tubuh yang sering diakibatkan oleh infeksi
  2. Infeksi virus herpes tipe 2, infeksi oleh herpes simpleks tipe 2 (herpes genitalis)
  3. Infeksi saluran kemih bawah non komplikata
  4. Vulvovaginitis candida, peradangan pada vagina dan vuva oleh akibat infeksi jamur candida
  5. Vaginitis, peradangan pada vagina oleh karena infkesi pathogen
  6. Vaginosis bakterialis, terjadi akibat dysbiosis pada vagina
  7. Servisitis, peradangan serviks oleh akibat infeksi pathogen

Gangguan pada Kehamilan

  1. Aborsi spontan komplit, fenomena keguguran ketika seluruh hasil konsepsi keluar dari rahim < 20 minggu
  2. Aborsi spontan inkomplit, fenomena keguguran ketika sebagian hasil konsepsi keluar dari rahim < 20 minggu

Persalinan dan Nifas

  1. Ruptur perineum tingkat 1-2, robekan jalan lahir yang terjadi mengenai mukosa vagina tanpa mengenai perineum (grade 1) dan mengenai mukosa vagina dan otot perineum transversalis (grade 2) 
  2. Infeksi nifas, infeksi oleh pathogen yang terjadi setelah proses melahirkan

Kelainan Organ Genital

  1. Abses folikel rambut dan kelenjar sebasea, peradangan pada folikel rambut serta kelenjar sebasea yang berisi pus akibat infeksi pathogen

Payudara

  1. Mastitis, peradangan pada payudara yang ditandai dengan payudara bengkak, merah, dan nyeri
  2. Galaktokel, terdapat tumor jinak pada payudara akibat tersumbatnya saluran air susu
  3. Cracked nipple, putting payudara yang lecet mengakibatkan sakit saat menyusui
  4. Inverted nipple, putting payudara yang tidak menonjol dan datar

SISTEM ENDOKRIN, METABOLIK DAN NUTRISI

Endocrine Glands

  1. Diabetes melitus tipe 1 tanpa komplikasi, diabetes akibat ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormone insulin
  2. Diabetes melitus tipe 2, diabetes akibat resistensi insulin
  3. Hipoglikemia ringan, penurunan kadar gula darah di bawah normal
  4. Rujuk balik hipertiroid, hipertiroid adalah produksi hormon tiroksin yang terlalu banyak
  5. Rujuk balik goiter, Goiter adalah penyakit yang menimbulkan reaksi pembesaran kelenjar tiroid dan terjadi secara abnormal

Gizi dan Metabolisme

  1. Malnutrisi energi protein, kekurangan energi protein, nama lain : kwhasiorkor dan marasmus
  2. Defisiensi vitamin, kekurangan vitamin
  3. Defisiensi mineral, kekurangan mineral
  4. Dyslipidemia, kadar kolesterol darah tinggi 
  5. Hiperurisemia, kadar asam urat di atas normal
  6. Obesitas, berat badan jauh diatas normal
  7. Sindroma metabolic, sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes
  8. Stunting, gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi

SISTEM HEMATOLOGI DAN IMUNOLOGI

  1. Anemia defisiensi besi, satu jenis anemia yang disebabkan kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah yang sehat

Infeksi

  1. Demam dengue, DHF, penyakit infeksi yang dapat mengenai baik anak dan dewasa. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
  2. Malaria, penyakit menular yang disebabkan oleh parasit Plasmodium. Penyakit ini menyebar lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi parasite
  3. Leptospirosis (tanpa komplikasi), penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi bakteri ini. 

Penyakit Autoimun

  1. Lupus eritematosus sistemik ringan dan remisi, lupus eritematosus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat menyebabkan peradangan di beberapa bagian tubuh, termasuk kulit, sendi, ginjal, hingga otak.
  2. Reaksi anafilaktik, reaksi alergi yang tergolong berat
  3. Artritis reumatoid rujuk balik, peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Tulang dan Sendi

  1. Artritis gout akut, serangan asam urat terjadi ketika sesuatu (seperti makan dan minum) menyebabkan kadar asam urat untuk melonjak dan menyebabkan berdesakannya kristal yang telah terbentuk di sendi yang memicu serangan.

Otot dan Jaringan Lunak

  1. Ulkus pada tungkai, adalah penyakit arteri, vena, kapiler dan pembuluh darah limfe yang dapat menyebabkan kelainan pada kulit. 
  2. Lipoma, benjolan lemak yang tumbuh secara lambat di antara kulit dan lapisan otot. 

SISTEM INTEGUMEN

Kulit

Infeksi Virus

  1. Varisela, infeksi virus sangat menular yang menyebabkan ruam melepuh, seperti gatal pada kulit.
  2. Herpes zoster (non oftalmikus dan non 4 diseminata), reaktivasi virus Varicella-zoster(VZV) yang laten.
  3. Morbili/ campak, disebabkan oleh virus campak yang termasuk golongan paramyxovirus yang berada di dalam secret nasofaring dan di dalam darah
  4. Herpes simpleks tanpa komplikasi, ada 2 tipe HSV yaitu HSV-1 dan HSV-2. 

Infeksi Bakteri

  1. Impetigo bullosa dan krustosa, ditandai dengan benjolan berisi cairan, sering ditemui pada bayi baru lahir, namun juga bisa ditemui pada anak dan dewasa. Impetigo bulosa disebabkan oleh Staphylococcus aureus tipe 71 yang menghasilkan racun.
  2. Ektima, penyakit pioderma ulseratif kulit yang umumnya disebabkan oleh Streptococus Beta Hemolyticus. 
  3. Folikulitis Superfisial, disebabkan oleh stafilokokus koagulase positif. 
  4. Paronikhia piogenik, infeksi kulit di sekitar kuku tangan atau kuku kaki, yang umumnya disebabkan oleh bakteri, namun bisa juga terjadi akibat infeksi jamur.
  5. Furunkel, karbunkel, Furunkel adalah  benjolan merah pada kulit yang berisi nanah dan terasa nyeri. Karbunkel adalah kumpulan furunkel yang ada di satu area.
  6. Lepra tanpa komplikasi, penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh M. leprae yang bersifat intraseluler obligat. 
  7. Sifilis primer dan laten, disebut juga raja singa yaitu infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui kontak seksual dan dimulai dengan luka tanpa rasa sakit.

Fungal

  1. Tinea/ pitiriasis versikolor, penyakit jamur superfisial ringan akibat infeksi kulit kronis oleh jamur lipofilik genus Malassezia. 
  2. Tinea korporis, fasialis, kruris, penyakit infeksi jamur superficial yang menyerang kulit, rambut dan kuku yang disebabkan oleh suatu infeksi dermatofita. 
  3. Kandidosis kutis, penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur genus Candida pada kulit. 
  4. In growing toenail, kondisi di mana ujung kuku tumbuh ke bawah kulit. 

Infeksi Bakteri atau Fungal

  1. Paronikia, infeksi kulit di sekitar kuku tangan atau kuku kaki, yang umumnya disebabkan oleh bakteri, namun bisa juga terjadi akibat infeksi jamur. 

Gigitan Serangga dan Infestasi

  1. Pedikulosis capitis, pubis , infestasi kulit atau rambut manusia yang disebabkan oleh kutu (Pediculus). 
  2. Reaksi gigitan serangga, merupakan kondisi atau reaksi alergi yang dialami oleh tubuh seseorang pada saat digigit serangga. 
  3. Skabies, atau dikenal sebagai kudis, merupakan penyakit kulit yang sangat gatal, disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap parasit Sarcoptes scabiei 
  4. Cutaneus larva migran, dermatosis (kelainan pada kulit) yang disebabkan infeksi cacing. 
  5. Filariasis tanpa komplikasi, atau yang lebih dikenal dengan kaki gajah, adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing filaria. 

Dermatitis Eksim

  1. Dermatitis numularis, kelainan kulit kronis yang menyebabkan munculnya bercak-bercak lingkaran seperti koin. 
  2. Dermatitis venenata, reaksi iritasi pada kulit yang disebabkan oleh gigitan atau kontak langsung antara kulit dengan liur atau bulu serangga. 
  3. Pitiriasis alba, bercak merah atau merah muda pada kulitnya di mana bentuknya bisa bulat tidak beraturan. 

Lesi Eritro-Squamosa

  1. Dermatitis seboroik ringan, penyakit kulit  berupa kulit yang kering, mengelupas, dan merah. 
  2. Pitiriasis rosea, penyakit kulit yang ditandai dengan ruam merah atau merah muda, yang bersisik, dan sedikit menonjol. 

Kelainan Kelenjar Sebasea dan Ekrin

  1. Miliaria, penyakit kulit yang timbul akibat obstruksi duktus kelenjar keringat ekrin (acrosyringoma) sehingga timbul aliran balik keringat ke epidermis dan dermis. 
  2. Akne vulgaris, penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri 

Penyakit Kulit Alergi

  1. Urtikaria akut, urtikaria yang gejalanya tidak lebih dari enam minggu.
  2. Dishidrosis, kondisi kulit yang melepuh dan disertai gatal pada jari, tangan atau kaki. 

Gangguan Keratinasi

  1. Klavus, penebalan kulit akibat tekanan dan gesekan yang terjadi berulang kali. 

Trauma

  1. Vulnus laseratum, punctum, luka yang mengakibatkan robek pada kulit dengan identifikasinya memiliki dimensi panjang, lebar dan dalam. 
  2. Luka bakar derajat 1, tingkat luka bakar yang hanya memengaruhi epidermis atau lapisan kulit luar saja. 
  3. Luka bakar derajat 2, ≤ 10% luas permukaan tubuh

FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

  1. Kekerasan tumpul, kerusakan jaringan yang disebabkan oleh benda atau alat yang tidak bermata tajam, konsistensi keras atau kenyal, dan permukaan halus atau kasar. 
  2. Kekerasan tajam, elainan pada tubuh yang disebabkan karena tertusuk atau tergores dengan benda atau alat yang bermata tajam atau berujung runcing. 
  3. Cedera akibat kecelakaan
  4. Otopsi luar, pemeriksaan terhadap tubuh mayat, meliputi pemeriksaan terhadap bagian luar
  5. Diagnosis kematian

Sumber : Standar Nasional Pendidikan Profesi Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia 2019